Sejarah dan Asal Usul Olahraga Bela Diri Jepang: Jujitsu


Sejarah dan asal usul olahraga bela diri Jepang, Jujitsu, merupakan topik yang menarik untuk dikupas lebih dalam. Jujitsu sendiri memiliki arti “seni lembut” dan merupakan salah satu bentuk bela diri yang paling tua di Jepang.

Menurut sejarah, Jujitsu diperkirakan telah ada sejak abad ke-17 dan berkembang pesat di kalangan samurai Jepang. Teknik-teknik Jujitsu digunakan untuk melawan musuh tanpa senjata, dengan memanfaatkan kekuatan dan gerakan lawan untuk mengalahkannya.

Salah satu ahli sejarah bela diri Jepang, Donn F. Draeger, menjelaskan bahwa Jujitsu menjadi dasar bagi berbagai olahraga bela diri lainnya, termasuk Judo dan Aikido. “Jujitsu merupakan akar dari semua bentuk bela diri Jepang modern,” ujarnya.

Asal usul Jujitsu sendiri masih diperdebatkan hingga saat ini. Ada yang berpendapat bahwa Jujitsu berasal dari China dan kemudian dibawa ke Jepang oleh para biksu Buddha. Namun, mayoritas sumber sejarah setuju bahwa Jujitsu merupakan hasil dari perkembangan bela diri tradisional Jepang.

Seiring dengan perkembangan zaman, Jujitsu mengalami transformasi menjadi olahraga kompetitif yang dikenal saat ini. Banyak sekolah dan klub bela diri di seluruh dunia yang mengajarkan teknik-teknik Jujitsu kepada para muridnya.

Menurut Sensei Hiroshi Katanishi, seorang instruktur Judo terkenal, “Jujitsu mengajarkan kita untuk menghormati lawan dan menggunakan kekuatan lawan untuk keuntungan kita sendiri. Ini adalah filosofi yang sangat penting dalam bela diri Jepang.”

Dengan demikian, sejarah dan asal usul olahraga bela diri Jepang, Jujitsu, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari warisan budaya Jepang yang kaya dan berharga. Melalui praktik Jujitsu, kita dapat belajar menghargai tradisi dan nilai-nilai yang terkandung dalam seni bela diri tersebut.